Khyutbah Idul Fitri 1432 Hdd
Menjadi Muslim Paripurna
Oleh: H. Shaifullah Rusmin,Lc. M.Th.I
بسم الله الرحمن الرحيم
الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر. ولله الحمد.
الحمد لله الذى منّ علينا بنعمة الإسلام, وأكمل لنا به هذا الدين القويم, وارتضاه لنا ليكون لنا منهاجا 4 tPöqu‹ø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYƒÏŠ àMôJoÿøCr&ur öNä3ø‹n=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMŠÅÊu‘ur ãNä3s9 zN»n=ó™M}$# $YYƒÏŠ. وأشهد أن لآإلـه إلاّ الله وحده لا شريك له, جعلنا بالإسلام خير أمّة أخرجت للناس, وجعلنا شهداء على الناس كما جعل الرسول علينا شهيدا. وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله, أدّى الأمانة وبلّغ الرسالة ونصح للأمة وجاهد فى الله حقّ جهاده, وتركنا على المحجّة البيضاء, على الطريقة الواضحة الغراء, ليلها كنهارها لا يزيغ عنها إلاّ هالك. فمن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما, ومن يعص الله ورسوله فقد ضلّ ضلالا مبينا.
صلوات الله وسلامه على نبيّه الكريم, ورضى الله عن آله وأصحابه الذين آمنوا به وعزّروه ونصروه واتبعوا النور الذى أُنزل معه, أولئك هم المفلحـون. أمـّا بعـد,
Kaum Muslimin dan Muslimat Jamaah Idul Fitri yang berbahagia,
Di hari yang cerah, di tempat yang berbahagia ini dan di seluruh penjuru dunia, umat Islam merayakan idul fitri sebagai hari kemenangan. Hari kegembiraan, di mana Asma Allah dikumandangkan melalui takbir, tahlil dan tahmid,
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, lailaha illallah Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.
Ramadhan dan Idul Fitri datang dan pergi. Sebagian kaum muslimin akan kembali menemuinya tahun depan., insya Allah. Akan tetapi, banyak juga di antaranya ditakdirkan oleh Allah, bahwa Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini adalah yang terakhir baginya. Oleh karena itu, umur yang masih memberikan kesempatan menjalankan puasa dan ibadah-ibadah lain sudah semestinya dimanfaatkan sebaik-baiknya, untuk meningkatkan kualitas keimanan serta amal kebajikan. Bukankah dunia ini dijadikan sebagai lahan untuk menuai bekal sebanyak-banyaknya menuju kehidupan selanjutnya, yang semuanya itu berasal dari ibadah dan amal kebajikan kita.
Karena itu, agar apa yang telah kita capai selama ini, terutama pada Ramadhan tahun ini tidak sia-sia, kita harus senantiasa melakukan tajdidul iman, penyegaran keimanan, dalam konteks ihtisaban, penuh perhitungan, penilaian dan refleksi kritis. Wujudnya adalah, seusai Ramadhan dan Idul fitri ini, kita masing-masing bertanya pada diri kita “Apa dampak ibadah puasa yang telah kita lakukan? Apa yang kita capai dari ibadah-ibadah yang telah usai kita tunaikan?” “Apakah saya sudah termasuk orang yang bertakwa?”
Sekurang-kurangnya, ada lima nilai ibadah Ramadhan yang harus kita lestarikan, sebagai wujud keberhasilan puasa kita dan dalam konteks tercapainya misi manusia muslim yang bertakwa:
1. Menjaga diri dari Berbuat Dosa
Ibadah Ramadhan yang kita kerjakan dengan sebaik-baiknya membuat kita mendapatkan jaminan ampunan dari dosa-dosa yang kita lakukan selama ini. Karena itu semestinya, setelah melewati ibadah Ramadhan kita tidak gampang lagi melakukan perbuatan yang bisa bernilai dosa, apalagi secara harfiyah Ramadhan artinya membakar, yakni membakar dosa, kalau dosa itu kita ibaratkan seperti pohon, maka kalau sudah dibakar, pohon itu tidak mudah tumbuh lagi, bahkan bisa menjadi mati, sehingga dosa-dosa itu tidak mau kita lakukan lagi.
Dengan demikian, jangan sampai dosa yang kita tinggalkan pada bulan Ramadhan hanya sekedar ditahan-tahan, untuk selanjutnya dikerjakan lagi sesudah Ramadhan berakhir, bahkan dengan kualitas dan kuantitas yang lebih besar. Kalau demikian jadinya, ibarat pohon, hal itu bukan dibakar, tapi hanya ditebang sehingga satu cabang ditebang, akan tumbuh lagi tiga, empat bahkan lima cabang beberapa waktu kemudian.
Dalam kaitan dosa, sebagai seorang muslim jangan sampai kita termasuk orang yang bangga dengan dosa, apalagi kalau mati dalam keadaan bangga terhadap dosa yang dilakukan, bila ini yang terjadi, maka sangat besar resiko yang akan kita hadapi dihadapan Allah Swt, Orang yang bangga terhadap dosa-dosanya tidak akan mencium bau surga. Allah swt berfirman:
¨bÎ) šúïÉ‹©9$# (#qç/¤‹x. $uZÏG»tƒ$t«Î/ (#rçŽy9õ3tFó™$#ur $pk÷]tã Ÿw ßxGxÿè? öNçlm; Ü>ºuqö/r& Ïä!$uK¡¡9$# Ÿwur tbqè=äzô‰tƒ sp¨Yyfø9$# 4Ó®Lym ykÎ=tƒ ã@yJpgø:$# ’Îû ÉdOy™ ÅÞ$u‹Ïƒø:$# 4 šÏ9ºx‹Ÿ2ur “Ì“øgwU tûüÏBÌôfßJø9$# ÇÍÉÈ
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka bisa masuk ke dalam syurga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan (QS 7:40).
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.
2. Hati-Hati Dalam Bersikap dan Bertindak
Selama beribadah Ramadhan, kita cenderung berhati-hati dalam melakukan sesuatu, hal itu karena kita tidak ingin ibadah Ramadhan yang kita lakukan menjadi sia-sia disebabkan kekeliruan yang kita lakukan. Secara harfiyah, Ramadhan juga berarti mengasah, yakni mengasah ketajaman hati agar dengan mudah bisa membedakan antara yang haq dengan yang bathil. Ketajaman hati itulah yang akan membuat seseorang menjadi sangat berhati-hati dalam bersikap dan bertingkah laku. Sikap seperti ini merupakan sikap yang sangat penting sehingga dalam hidupnya, seorang muslim tidak asal melakukan sesuatu, apalagi sekadar untuk mendapat nikmat secara duniawi. Tetapi melakukan sesuatu karena sesuatu itu ada manfaatnya; manfaat bagi dirinya dan bagi orang lain.
Kehati-hatian dalam hidup ini menjadi amat penting mengingat apapun yang kita lakukan akan dimintai pertanggung-jawabannya dihadapan Allah Swt, karenanya apa yang hendak kita lakukan harus kita pahami secara baik dan dipertimbangkan secara matang, sehingga tidak sekedar ikut-ikutan dalam melakukannya, Allah berfirman
Ÿwur ß#ø)s? $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ íOù=Ïæ 4 ¨bÎ) yìôJ¡¡9$# uŽ|Çt7ø9$#ur yŠ#xsàÿø9$#ur ‘@ä. y7Í´¯»s9'ré& tb%x. çm÷Ytã Zwqä«ó¡tB ÇÌÏÈ
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya (QS 17:36).
3. Bersikap jujur.
Ketika kita berpuasa, kejujuran mewarnai kehidupan kita sehingga kita tidak akan makan dan minum meskipun tidak ada orang yang mengetahuinya. Hal ini kita lakukan karena kita yakin bahwa Allah Swt selalu mengawasi diri kita, sehingga tidak akan membohongi Allah Swt dan diri sendiri. Inilah sebenarnya makna kejujuran yang hakiki. Karena itu, setelah berpuasa sebulan Ramadhan semestinya kita mampu menjadi orang-orang yang selalu berlaku jujur, baik jujur dalam perkataan, jujur dalam berinteraksi dengan orang, jujur dalam berjanji dan segala bentuk kejujuran lainnya.
Dalam kehidupan masyarakat dan bangsa kita sekarang ini, kejujuran merupakan barang yang sangat langka. Banyak kasus di negeri kita yang tidak cepat selesai bahkan tidak selesai-selesai karena tidak ada kejujuran. Karena kejujuran itu tidak ada, yang terjadi kemudian adalah saling mencurigai, bahkan tuduh menuduh yang membuat persoalan semakin rumit. Ibadah puasa telah mendidik kita untuk berlaku jujur kepada hati nurani kita yang sehat dan tajam, bila kejujuran ini tidak mewarnai kehidupan kita sebelas bulan mendatang, maka tarbiyyah (pendidikan) dari ibadah Ramadhan kita menemukan kegagalan, meskipun secara hukum ibadah puasanya tetap sah.
4. Memiliki semangat berjamaah.
Kebersamaan kita dalam proses pengendalian diri membuat syaitan merasa kesulitan dalam menggoda manusia sehingga syaitan menjadi terbelenggu pada bulan Ramadhan. Hal ini diperkuat lagi dengan semangat yang tinggi bagi kita dalam menunaikan shalat yang lima waktu secara berjamaah sehingga di bulan Ramadhan inilah mungkin shalat berjamaah yang paling banyak kita laksanakan, bahkan melaksanakannya juga di masjid atau mushalla.
Di samping itu, ibadah Ramadhan yang membuat kita dapat merasakan lapar dan haus, telah memberikan pelajaran kepada kita untuk memiliki solidaritas sosial kepada mereka yang menderita dan mengalami berbagai macam kesulitan, itupun sudah kita tunjukkan dengan zakat yang kita tunaikan. Karena itu, semangat berjamaah kita sesudah Ramadhan ini semestinya menjadi sangat baik, apalagi kita menyadari bahwa kita tidak mungkin bisa hidup sendirian. Sehebat apapun kekuatan dan potensi diri yang kita miliki, kita tetap sangat memerlukan orang lain. Itu pula sebabnya, dalam konteks perjuangan, Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang berjuang secara berjamaah, yang saling kuat menguatkan sebagaimana firman-Nya
¨bÎ) ©!$# =Ïtä† šالذين$ šcqè=ÏG»s)ム’Îû سبيله $yÿ|¹ Oßg¯Rr(x. Ö`»uŠ÷Yç/ ÒÉqß¹ö¨B ÇÍÈ
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam satu barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh (QS 61:4)
Dan melarang kita saling bertentangan, karena itu adalah virus yang membuat umat ini menjadi lemah. Firman Allah:
(#qãè‹ÏÛr&ur ©!$# ¼ã&s!qß™u‘ur Ÿwur (#qããt“»uZs? (#qè=t±øÿtGsù |=ydõ‹s?ur ö/ä3çt†Í‘ ( (#ÿrçŽÉ9ô¹$#ur 4 ¨bÎ) ©!$# yìtB šúïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÍÏÈ
“Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. 8:46).
Berjamaah karena itu memberikan dua penguatan; penguatan hablun minallAh; dengan banyaknya pahala yang kita dapatkan ketika berjamaah dan penguatan hablun minannas; dengan kuatnya hubungan sosial di antara kita umat Islam. Kedua penguatan itu, penguatan internal dan penguatan eksternal adalah syarat utama kekuatan umat.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.
5. Melakukan Pengendalian Diri
Puasa Ramadhan adalah pengendalian diri dari hal-hal yang pokok; atau kebutuhan primer seperti makan dan minum. Kemampuan kita dalam mengendalikan diri dari hal-hal yang pokok semestinya membuat kita mampu mengendalikan diri dari kebutuhan kedua dan ketiga, bahkan dari hal-hal yang kurang pokok dan tidak perlu sama sekali.
Kemampuan kita mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak benar menurut Allah dan Rasul-Nya merupakan sesuatu yang amat mendesak, bila tidak, kehidupan ini akan berlangsung seperti tanpa aturan, tak ada lagi halal dan haram, tak ada lagi haq dan bathil, bahkan tak ada lagi pantas dan tidak pantas atau sopan dan tidak sopan. Yang jelas, selama manusia menginginkan sesuatu yang berasal dari dorongan nafsunya, hal itu akan dilakukannya meskipun tidak benar, tidak sepantasnya dan tidak prosedural. Bila ini yang terjadi, maka tidak ada bedanya kehidupan manusia dengan kehidupan binatang, bahkan masih lebih baik kehidupan binatang, karena mereka pada dasarnya tidak diberi potensi akal, Allah berfirman :
ô‰s)s9ur $tRù&u‘sŒ zO¨YygyfÏ9 #ZŽÏWŸ2 šÆÏiB Çd`Ågø:$# ħRM}$#ur ( öNçlm; Ò>qè=è% žw šcqßgs)øÿtƒ $pkÍ5 öNçlm;ur ×ûãüôãr& žw tbrçŽÅÇö7ム$pkÍ5 öNçlm;ur ×b#sŒ#uä žw tbqãèuKó¡o„ !$pkÍ5 4 y7Í´¯»s9'ré& ÉO»yè÷RF{$%x. ö@t/ öNèd ‘@|Êr& 4 y7Í´¯»s9'ré& ãNèd šcqè=Ïÿ»tóø9$# ÇÊÐÒÈ
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (QS 7:179).
Dengan demikian, harus kita sadari bahwa Ramadhan adalah bulan pendidikan dan latihan, keberhasilan ibadah Ramadhan justeru tidak hanya terletak pada amaliyah Ramadhan yang kita kerjakan dengan baik, tapi yang juga sangat penting adalah bagaimana menunjukkan adanya peningkatan taqwa yang dimulai dari bulan Syawal hingga Ramadhan tahun yang akan datang.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.
Nilai-nilai di atas sesungguhnya adalah nilai-nilai yang merefleksikan atau menggambarkan keislaman yang kaffah, keislaman yang paripurna, yang harus ditunjukkan oleh setiap muslim, Allah swt berfirman;
أدخـلوا فى السـلم كآفة
Islam yang kaffah adalah Islam yang menyatukan tiga kesalehan; kesalehan personal yang dihasilkan dari ibadah-ibadah ritual kita. Dari shalat kita, puasa kita, dan zakat yang kita tunaikan, atau bacaan-bacaan al-Qur’an kita. Yang kedua; kesalehan sosial melalui ibadah muamalah, interaksi sosial yang kemudian menguatkan solidaritas di antara umat; antara yang kaya dan miskin. Dan yang ketiga adalah; kesalehan publik, yaitu dalam bentuk ketaatan terhadap aturan dan perintah agama dalam hal kemaslahatan bersama.
Perintah Allah agar kita beragama secara kaffah sesungguhnya berarti perintah agar tidak beriman secara setengah-setengah yang pada gilirannya menimbulkan terpisahnya tiga kesalehan di atas. Inilah yang sesungguhnya terjadi di tengah masyarakat kita, yang memiliki tingkat kesalehan personal yang tinggi, akan tetapi juga disertai dengan meningkatnya pelanggaran aturan publik dan terciptanya jurang pemisah yang semakin dalam di antara umat Islam; antara yang kaya dan yang miskin. Kita bisa lihat juga dengan meningkatnya indeks persepsi korupsi Indonesia, dan semakin merosotnya nilai-nilai gotong royong, tolong menolong dan terdegrasinya akhlakul karimah di tengah-tengah masyarakat.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.
Oleh karena itu, marilah kita menjadikan momentum Idul Fitri pada tahun ini untuk menjadikan Ibadah kita selama Ramadhan sebagai titik tolak untuk menjadi pribadi yang semakin baik, menjadi manusia muslim yang paripurna, kaaffah, sehingga dari masing-masing kita terpancar nilai-nilai positif agama yang benar-benar membawa Rahmatan lil ‘Alamin… Rasulullah diutus sebagai Rahmat bagi seluruh alam. Maka sudah seharusnya, kita semua pengikutnya menjadi agen, menjadi pelanjut penyebaran Rahmat di tengah-tengah kehidupan.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.
Kaum Muslimin dan muslimat yang berbahagia
Marilah kita menadahkan tangan, menundukkan jiwa, membuka hati, penuh pengharapan untuk berdoa kepada Allah Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang dan Maha Pengampun:
نسـأل الله تبارك وتعالى أن يجعل يومنا خيراً من أمسنا ويجعل غـدنا خيرا من يومنا, ويحسن عـاقبتنا فى الأمور كلِّها, ويُجِيْرُناَ من خزْيِ الدنيا وعذاب الأخرة. اللهمّ اجعل هذا العيد بشير خير وبركة على المسلمين, ونذير وَباَلٍ وَحَسْرَةٍ على الظلم والظالمين. اللهمّ أعِـدْ أمثاله على أمتنا الكبرى من المحيط إلى المحيط, بالأمن والإيمان والسلامة والإسلام والتوفيق لما تحبه وترضىاه. اللهم لا تدع لنا فى مقامنا هذا و فى يومنا هذا ذنباً إلاَّ غفرته, ولا هـمًّا إلاّ فرَّجته, ولا عيبا إلاّ سترته, ولا كربا إلاّ نفَّسته, ولا عسيراً إلاّ يسَّـرته, ولا ضآلاًّ إلاّ هديته, ولا مريضاً إلاّ شفيته, ولا حاجةً من حوائج الدنيا إلاّ قضيتها ويسَّرتها يا أرحم الراحمين.
اللهم ألِّف بين قلوبنا, وأصلح ذات بيننا وأصلح ولاة أمورنا وارحمنا والمسلمين الذين شهدوا بالوحدانية وبنبيِّك بالـرسالة ومـاتوا على ذلك.
اللهم أعزَّ الإسلام والمسلمين, واهلك الكفرة والمشركين, اللهم شطِّط شملهم وفرِّق صفوفهم وزلزل أقدامهم.
ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار. سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين.
تقبل الله منا ومنكم, والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
(disampaikan di Masjid Al-Muhajirin, Perumahan Bumi Bung Permai Makassar
Oleh: H. Shaifullah Rusmin,Lc. M.Th.I
بسم الله الرحمن الرحيم
الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر. ولله الحمد.
الحمد لله الذى منّ علينا بنعمة الإسلام, وأكمل لنا به هذا الدين القويم, وارتضاه لنا ليكون لنا منهاجا 4 tPöqu‹ø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYƒÏŠ àMôJoÿøCr&ur öNä3ø‹n=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMŠÅÊu‘ur ãNä3s9 zN»n=ó™M}$# $YYƒÏŠ. وأشهد أن لآإلـه إلاّ الله وحده لا شريك له, جعلنا بالإسلام خير أمّة أخرجت للناس, وجعلنا شهداء على الناس كما جعل الرسول علينا شهيدا. وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله, أدّى الأمانة وبلّغ الرسالة ونصح للأمة وجاهد فى الله حقّ جهاده, وتركنا على المحجّة البيضاء, على الطريقة الواضحة الغراء, ليلها كنهارها لا يزيغ عنها إلاّ هالك. فمن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما, ومن يعص الله ورسوله فقد ضلّ ضلالا مبينا.
صلوات الله وسلامه على نبيّه الكريم, ورضى الله عن آله وأصحابه الذين آمنوا به وعزّروه ونصروه واتبعوا النور الذى أُنزل معه, أولئك هم المفلحـون. أمـّا بعـد,
Kaum Muslimin dan Muslimat Jamaah Idul Fitri yang berbahagia,
Di hari yang cerah, di tempat yang berbahagia ini dan di seluruh penjuru dunia, umat Islam merayakan idul fitri sebagai hari kemenangan. Hari kegembiraan, di mana Asma Allah dikumandangkan melalui takbir, tahlil dan tahmid,
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, lailaha illallah Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.
Ramadhan dan Idul Fitri datang dan pergi. Sebagian kaum muslimin akan kembali menemuinya tahun depan., insya Allah. Akan tetapi, banyak juga di antaranya ditakdirkan oleh Allah, bahwa Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini adalah yang terakhir baginya. Oleh karena itu, umur yang masih memberikan kesempatan menjalankan puasa dan ibadah-ibadah lain sudah semestinya dimanfaatkan sebaik-baiknya, untuk meningkatkan kualitas keimanan serta amal kebajikan. Bukankah dunia ini dijadikan sebagai lahan untuk menuai bekal sebanyak-banyaknya menuju kehidupan selanjutnya, yang semuanya itu berasal dari ibadah dan amal kebajikan kita.
Karena itu, agar apa yang telah kita capai selama ini, terutama pada Ramadhan tahun ini tidak sia-sia, kita harus senantiasa melakukan tajdidul iman, penyegaran keimanan, dalam konteks ihtisaban, penuh perhitungan, penilaian dan refleksi kritis. Wujudnya adalah, seusai Ramadhan dan Idul fitri ini, kita masing-masing bertanya pada diri kita “Apa dampak ibadah puasa yang telah kita lakukan? Apa yang kita capai dari ibadah-ibadah yang telah usai kita tunaikan?” “Apakah saya sudah termasuk orang yang bertakwa?”
Sekurang-kurangnya, ada lima nilai ibadah Ramadhan yang harus kita lestarikan, sebagai wujud keberhasilan puasa kita dan dalam konteks tercapainya misi manusia muslim yang bertakwa:
1. Menjaga diri dari Berbuat Dosa
Ibadah Ramadhan yang kita kerjakan dengan sebaik-baiknya membuat kita mendapatkan jaminan ampunan dari dosa-dosa yang kita lakukan selama ini. Karena itu semestinya, setelah melewati ibadah Ramadhan kita tidak gampang lagi melakukan perbuatan yang bisa bernilai dosa, apalagi secara harfiyah Ramadhan artinya membakar, yakni membakar dosa, kalau dosa itu kita ibaratkan seperti pohon, maka kalau sudah dibakar, pohon itu tidak mudah tumbuh lagi, bahkan bisa menjadi mati, sehingga dosa-dosa itu tidak mau kita lakukan lagi.
Dengan demikian, jangan sampai dosa yang kita tinggalkan pada bulan Ramadhan hanya sekedar ditahan-tahan, untuk selanjutnya dikerjakan lagi sesudah Ramadhan berakhir, bahkan dengan kualitas dan kuantitas yang lebih besar. Kalau demikian jadinya, ibarat pohon, hal itu bukan dibakar, tapi hanya ditebang sehingga satu cabang ditebang, akan tumbuh lagi tiga, empat bahkan lima cabang beberapa waktu kemudian.
Dalam kaitan dosa, sebagai seorang muslim jangan sampai kita termasuk orang yang bangga dengan dosa, apalagi kalau mati dalam keadaan bangga terhadap dosa yang dilakukan, bila ini yang terjadi, maka sangat besar resiko yang akan kita hadapi dihadapan Allah Swt, Orang yang bangga terhadap dosa-dosanya tidak akan mencium bau surga. Allah swt berfirman:
¨bÎ) šúïÉ‹©9$# (#qç/¤‹x. $uZÏG»tƒ$t«Î/ (#rçŽy9õ3tFó™$#ur $pk÷]tã Ÿw ßxGxÿè? öNçlm; Ü>ºuqö/r& Ïä!$uK¡¡9$# Ÿwur tbqè=äzô‰tƒ sp¨Yyfø9$# 4Ó®Lym ykÎ=tƒ ã@yJpgø:$# ’Îû ÉdOy™ ÅÞ$u‹Ïƒø:$# 4 šÏ9ºx‹Ÿ2ur “Ì“øgwU tûüÏBÌôfßJø9$# ÇÍÉÈ
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka bisa masuk ke dalam syurga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan (QS 7:40).
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.
2. Hati-Hati Dalam Bersikap dan Bertindak
Selama beribadah Ramadhan, kita cenderung berhati-hati dalam melakukan sesuatu, hal itu karena kita tidak ingin ibadah Ramadhan yang kita lakukan menjadi sia-sia disebabkan kekeliruan yang kita lakukan. Secara harfiyah, Ramadhan juga berarti mengasah, yakni mengasah ketajaman hati agar dengan mudah bisa membedakan antara yang haq dengan yang bathil. Ketajaman hati itulah yang akan membuat seseorang menjadi sangat berhati-hati dalam bersikap dan bertingkah laku. Sikap seperti ini merupakan sikap yang sangat penting sehingga dalam hidupnya, seorang muslim tidak asal melakukan sesuatu, apalagi sekadar untuk mendapat nikmat secara duniawi. Tetapi melakukan sesuatu karena sesuatu itu ada manfaatnya; manfaat bagi dirinya dan bagi orang lain.
Kehati-hatian dalam hidup ini menjadi amat penting mengingat apapun yang kita lakukan akan dimintai pertanggung-jawabannya dihadapan Allah Swt, karenanya apa yang hendak kita lakukan harus kita pahami secara baik dan dipertimbangkan secara matang, sehingga tidak sekedar ikut-ikutan dalam melakukannya, Allah berfirman
Ÿwur ß#ø)s? $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ íOù=Ïæ 4 ¨bÎ) yìôJ¡¡9$# uŽ|Çt7ø9$#ur yŠ#xsàÿø9$#ur ‘@ä. y7Í´¯»s9'ré& tb%x. çm÷Ytã Zwqä«ó¡tB ÇÌÏÈ
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya (QS 17:36).
3. Bersikap jujur.
Ketika kita berpuasa, kejujuran mewarnai kehidupan kita sehingga kita tidak akan makan dan minum meskipun tidak ada orang yang mengetahuinya. Hal ini kita lakukan karena kita yakin bahwa Allah Swt selalu mengawasi diri kita, sehingga tidak akan membohongi Allah Swt dan diri sendiri. Inilah sebenarnya makna kejujuran yang hakiki. Karena itu, setelah berpuasa sebulan Ramadhan semestinya kita mampu menjadi orang-orang yang selalu berlaku jujur, baik jujur dalam perkataan, jujur dalam berinteraksi dengan orang, jujur dalam berjanji dan segala bentuk kejujuran lainnya.
Dalam kehidupan masyarakat dan bangsa kita sekarang ini, kejujuran merupakan barang yang sangat langka. Banyak kasus di negeri kita yang tidak cepat selesai bahkan tidak selesai-selesai karena tidak ada kejujuran. Karena kejujuran itu tidak ada, yang terjadi kemudian adalah saling mencurigai, bahkan tuduh menuduh yang membuat persoalan semakin rumit. Ibadah puasa telah mendidik kita untuk berlaku jujur kepada hati nurani kita yang sehat dan tajam, bila kejujuran ini tidak mewarnai kehidupan kita sebelas bulan mendatang, maka tarbiyyah (pendidikan) dari ibadah Ramadhan kita menemukan kegagalan, meskipun secara hukum ibadah puasanya tetap sah.
4. Memiliki semangat berjamaah.
Kebersamaan kita dalam proses pengendalian diri membuat syaitan merasa kesulitan dalam menggoda manusia sehingga syaitan menjadi terbelenggu pada bulan Ramadhan. Hal ini diperkuat lagi dengan semangat yang tinggi bagi kita dalam menunaikan shalat yang lima waktu secara berjamaah sehingga di bulan Ramadhan inilah mungkin shalat berjamaah yang paling banyak kita laksanakan, bahkan melaksanakannya juga di masjid atau mushalla.
Di samping itu, ibadah Ramadhan yang membuat kita dapat merasakan lapar dan haus, telah memberikan pelajaran kepada kita untuk memiliki solidaritas sosial kepada mereka yang menderita dan mengalami berbagai macam kesulitan, itupun sudah kita tunjukkan dengan zakat yang kita tunaikan. Karena itu, semangat berjamaah kita sesudah Ramadhan ini semestinya menjadi sangat baik, apalagi kita menyadari bahwa kita tidak mungkin bisa hidup sendirian. Sehebat apapun kekuatan dan potensi diri yang kita miliki, kita tetap sangat memerlukan orang lain. Itu pula sebabnya, dalam konteks perjuangan, Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang berjuang secara berjamaah, yang saling kuat menguatkan sebagaimana firman-Nya
¨bÎ) ©!$# =Ïtä† šالذين$ šcqè=ÏG»s)ム’Îû سبيله $yÿ|¹ Oßg¯Rr(x. Ö`»uŠ÷Yç/ ÒÉqß¹ö¨B ÇÍÈ
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam satu barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh (QS 61:4)
Dan melarang kita saling bertentangan, karena itu adalah virus yang membuat umat ini menjadi lemah. Firman Allah:
(#qãè‹ÏÛr&ur ©!$# ¼ã&s!qß™u‘ur Ÿwur (#qããt“»uZs? (#qè=t±øÿtGsù |=ydõ‹s?ur ö/ä3çt†Í‘ ( (#ÿrçŽÉ9ô¹$#ur 4 ¨bÎ) ©!$# yìtB šúïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÍÏÈ
“Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. 8:46).
Berjamaah karena itu memberikan dua penguatan; penguatan hablun minallAh; dengan banyaknya pahala yang kita dapatkan ketika berjamaah dan penguatan hablun minannas; dengan kuatnya hubungan sosial di antara kita umat Islam. Kedua penguatan itu, penguatan internal dan penguatan eksternal adalah syarat utama kekuatan umat.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.
5. Melakukan Pengendalian Diri
Puasa Ramadhan adalah pengendalian diri dari hal-hal yang pokok; atau kebutuhan primer seperti makan dan minum. Kemampuan kita dalam mengendalikan diri dari hal-hal yang pokok semestinya membuat kita mampu mengendalikan diri dari kebutuhan kedua dan ketiga, bahkan dari hal-hal yang kurang pokok dan tidak perlu sama sekali.
Kemampuan kita mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak benar menurut Allah dan Rasul-Nya merupakan sesuatu yang amat mendesak, bila tidak, kehidupan ini akan berlangsung seperti tanpa aturan, tak ada lagi halal dan haram, tak ada lagi haq dan bathil, bahkan tak ada lagi pantas dan tidak pantas atau sopan dan tidak sopan. Yang jelas, selama manusia menginginkan sesuatu yang berasal dari dorongan nafsunya, hal itu akan dilakukannya meskipun tidak benar, tidak sepantasnya dan tidak prosedural. Bila ini yang terjadi, maka tidak ada bedanya kehidupan manusia dengan kehidupan binatang, bahkan masih lebih baik kehidupan binatang, karena mereka pada dasarnya tidak diberi potensi akal, Allah berfirman :
ô‰s)s9ur $tRù&u‘sŒ zO¨YygyfÏ9 #ZŽÏWŸ2 šÆÏiB Çd`Ågø:$# ħRM}$#ur ( öNçlm; Ò>qè=è% žw šcqßgs)øÿtƒ $pkÍ5 öNçlm;ur ×ûãüôãr& žw tbrçŽÅÇö7ム$pkÍ5 öNçlm;ur ×b#sŒ#uä žw tbqãèuKó¡o„ !$pkÍ5 4 y7Í´¯»s9'ré& ÉO»yè÷RF{$%x. ö@t/ öNèd ‘@|Êr& 4 y7Í´¯»s9'ré& ãNèd šcqè=Ïÿ»tóø9$# ÇÊÐÒÈ
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (QS 7:179).
Dengan demikian, harus kita sadari bahwa Ramadhan adalah bulan pendidikan dan latihan, keberhasilan ibadah Ramadhan justeru tidak hanya terletak pada amaliyah Ramadhan yang kita kerjakan dengan baik, tapi yang juga sangat penting adalah bagaimana menunjukkan adanya peningkatan taqwa yang dimulai dari bulan Syawal hingga Ramadhan tahun yang akan datang.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.
Nilai-nilai di atas sesungguhnya adalah nilai-nilai yang merefleksikan atau menggambarkan keislaman yang kaffah, keislaman yang paripurna, yang harus ditunjukkan oleh setiap muslim, Allah swt berfirman;
أدخـلوا فى السـلم كآفة
Islam yang kaffah adalah Islam yang menyatukan tiga kesalehan; kesalehan personal yang dihasilkan dari ibadah-ibadah ritual kita. Dari shalat kita, puasa kita, dan zakat yang kita tunaikan, atau bacaan-bacaan al-Qur’an kita. Yang kedua; kesalehan sosial melalui ibadah muamalah, interaksi sosial yang kemudian menguatkan solidaritas di antara umat; antara yang kaya dan miskin. Dan yang ketiga adalah; kesalehan publik, yaitu dalam bentuk ketaatan terhadap aturan dan perintah agama dalam hal kemaslahatan bersama.
Perintah Allah agar kita beragama secara kaffah sesungguhnya berarti perintah agar tidak beriman secara setengah-setengah yang pada gilirannya menimbulkan terpisahnya tiga kesalehan di atas. Inilah yang sesungguhnya terjadi di tengah masyarakat kita, yang memiliki tingkat kesalehan personal yang tinggi, akan tetapi juga disertai dengan meningkatnya pelanggaran aturan publik dan terciptanya jurang pemisah yang semakin dalam di antara umat Islam; antara yang kaya dan yang miskin. Kita bisa lihat juga dengan meningkatnya indeks persepsi korupsi Indonesia, dan semakin merosotnya nilai-nilai gotong royong, tolong menolong dan terdegrasinya akhlakul karimah di tengah-tengah masyarakat.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.
Oleh karena itu, marilah kita menjadikan momentum Idul Fitri pada tahun ini untuk menjadikan Ibadah kita selama Ramadhan sebagai titik tolak untuk menjadi pribadi yang semakin baik, menjadi manusia muslim yang paripurna, kaaffah, sehingga dari masing-masing kita terpancar nilai-nilai positif agama yang benar-benar membawa Rahmatan lil ‘Alamin… Rasulullah diutus sebagai Rahmat bagi seluruh alam. Maka sudah seharusnya, kita semua pengikutnya menjadi agen, menjadi pelanjut penyebaran Rahmat di tengah-tengah kehidupan.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.
Kaum Muslimin dan muslimat yang berbahagia
Marilah kita menadahkan tangan, menundukkan jiwa, membuka hati, penuh pengharapan untuk berdoa kepada Allah Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang dan Maha Pengampun:
نسـأل الله تبارك وتعالى أن يجعل يومنا خيراً من أمسنا ويجعل غـدنا خيرا من يومنا, ويحسن عـاقبتنا فى الأمور كلِّها, ويُجِيْرُناَ من خزْيِ الدنيا وعذاب الأخرة. اللهمّ اجعل هذا العيد بشير خير وبركة على المسلمين, ونذير وَباَلٍ وَحَسْرَةٍ على الظلم والظالمين. اللهمّ أعِـدْ أمثاله على أمتنا الكبرى من المحيط إلى المحيط, بالأمن والإيمان والسلامة والإسلام والتوفيق لما تحبه وترضىاه. اللهم لا تدع لنا فى مقامنا هذا و فى يومنا هذا ذنباً إلاَّ غفرته, ولا هـمًّا إلاّ فرَّجته, ولا عيبا إلاّ سترته, ولا كربا إلاّ نفَّسته, ولا عسيراً إلاّ يسَّـرته, ولا ضآلاًّ إلاّ هديته, ولا مريضاً إلاّ شفيته, ولا حاجةً من حوائج الدنيا إلاّ قضيتها ويسَّرتها يا أرحم الراحمين.
اللهم ألِّف بين قلوبنا, وأصلح ذات بيننا وأصلح ولاة أمورنا وارحمنا والمسلمين الذين شهدوا بالوحدانية وبنبيِّك بالـرسالة ومـاتوا على ذلك.
اللهم أعزَّ الإسلام والمسلمين, واهلك الكفرة والمشركين, اللهم شطِّط شملهم وفرِّق صفوفهم وزلزل أقدامهم.
ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار. سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين.
تقبل الله منا ومنكم, والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
(disampaikan di Masjid Al-Muhajirin, Perumahan Bumi Bung Permai Makassar
NASEHAT RASULULLAH MENYAMBUT RAMADHAN
Selain memerintahkan shaum, dalam menyambut bulan Ramadhan, Rasulullah selalu memberikan beberapa nasehat dan pesan-pesan ketika memasuki bulan Ramadhan.
Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.
Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.
Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat….. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin.
Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya.
Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.
Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.
Wahai manusia, sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah! Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.
Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.”
Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.”
Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir.
Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat.
Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.
Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.
Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin k.w. berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.
Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’.”
“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.”
“Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya.”
“Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.”
Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.”
“Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.”
“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.”
“Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”
“Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (HR. Ibnu Huzaimah).
Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.
Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.
Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat….. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin.
Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya.
Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.
Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.
Wahai manusia, sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah! Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.
Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.”
Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.”
Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir.
Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat.
Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.
Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.
Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin k.w. berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.
Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’.”
“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.”
“Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya.”
“Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.”
Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.”
“Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.”
“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.”
“Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”
“Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (HR. Ibnu Huzaimah).
A G E N D A
Acara Sosialisasi Peraturan dan Perundang-undangan tentang Kerukunan Agama
Waktu Pelaksanaan :
Hari / Tanggal : Kamis / 28 Juli 2011
Waktu : Pukul 08.30 - 15.00 wita
Tempat : Aula Kantor Kementerian Agama Kota Makassar
Agenda : Sosialisa SKB 2 Menteri dan SKB 3 Menteri tentang Pendirian Rumah Ibadah
Acara ini terselenggara berkat kerja sama Kementerian Agama cq Seksi Penamas, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Makassar.
(by: Admin)
Waktu Pelaksanaan :
Hari / Tanggal : Kamis / 28 Juli 2011
Waktu : Pukul 08.30 - 15.00 wita
Tempat : Aula Kantor Kementerian Agama Kota Makassar
Agenda : Sosialisa SKB 2 Menteri dan SKB 3 Menteri tentang Pendirian Rumah Ibadah
Acara ini terselenggara berkat kerja sama Kementerian Agama cq Seksi Penamas, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Makassar.
(by: Admin)
MENYAMBUT DATANGNYA RAMADHAN
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang banyak menganugerahkan rahmat di bulan suci Ramadhan sebagai bulan yang paling mulia dari bulan-bulan yang lain. Salawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW beserta keluarga dan segenap sahabatnya serta seluruh kaum Muslimin yang mengikutinya. Amma ba'du.
Wahai kaum Muslimin, bertakwalah kepada Allah, mohon taufik kepada-Nya, agar bisa mencapai cita-cita baik dan ampunan dari segala dosa.
Wahai hamba Allah, sesungguhnya bulan Ramadhan adalah bulan yang paling mulia, sumber segala rahmat dan kebaikan. Bulan Ramadhan bagaikan untaian kalung berlian yang menghias leher setiap bulan. Sebab pada bulan itu, Allah memberi keberkahan dan maghfirah kepada hamba-hamba-Nya. Dalam bulan itu Malaikat turun untuk ikut memanjatkan doa dan pujian agar mereka beroleh ampunan dan keridhaan-Nya.
Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya puasa di bulan Ramadhan wajib hukumnya berdasarkan nash Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya. Rasulullah SAW menganjurkan agar berpuasa di bulan ini dan melakukan qiyamulail (menegakkan shalat pada malam hari untuk beribadah, pen). Beliau menjelaskan apa yang harus dilakukan pada bulan ini, apa yang disunahkan dan apa yang diharamkan berdasarkan petunjuk Allah SWT. Sesungguhnya bulan Ramadhan adalah bulan yang agung dan penuh keberkatan. Pada bulan ini semua pintu kebaikan dibuka lebar-lebar. Orang-orang yang senang memperoleh kebaikan, dapat memperoleh kebaikan dunia, kenikmatan akhirat dan keberkatan Ramadhan. Nama mereka terdaftar dalam buku orang-orang yang diberkati, yakni orang yang mendapatkan ridha dan ampunan-Nya. Karenanya, mereka tidak pernah merasa khawatir atau susah.
Wahai hamba Allah, sesungguhnya Islam telah menganjurkan kaum Muslimin semua untuk berlomba meraih kebaikan di setiap waktu, khususnya di bulan Ramadhan. Karenanya, memberikan kasih sayang, keadilan, santunan dan persaudaraan sangat dianjurkan oleh syari'at. Pada bulan itu semua amal dilipat gandakan pahalanya melebihi bulan-bulan lainnya. Oleh karena itu, hawai kaum Muslimin, berlomba-lombalah sekuat tenaga untuk melakukan kebajikan, karena sesungguhnya Allah SWT sangat menyintai orang-orang yang penuh rasa kasih sayang di antara hamba-hamba-Nya. Yakni, mereka yang berlomba melakukan amal kebaikan karena mengharap pahala dan ridha dari sisi-Nya.
Sesungguhnya, bulan Ramadhan mengingatkan perhatian kita kepada saudara-saudara yang miskin, mendidik kita agar ikut merasakan dan menghayati apa yang dirasakan oleh kaum lemah. Yakni, mereka yang tidak memiliki harta benda untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.
Kaum Muslimin yang bebahagia, jadilah kalian orang yang gemar melakukan perbuatan-perbuatan mulia dan bersedekah, semoga Allah mengganti apa yang kalian infakkan berupa kebajikan. Orang yang berpuasa, ketika merasa lapar dan dahaga, akan terasa olehnya betapa berat penderitaan yang dirasakan oleh kaum fakir miskin sepanjang siang danmalam hari dalam kelparan dan kekurangan. Dengan demikian, tumbuhlah rasa kasih sayangnya kepada mereka, sehingga terbentuklah suatu masyarakat yang tumbuh di dalamnya rasa kasih sayang aantar sesama, saling menyintai dan penuh kasih keakraban.
Sesungguhnya, dalam puasa Ramadhan itu terkandung etika, akhlak dan faedah yang membuat manusia senantiasa ingin melakukan kebaikan dan berpegangan pada akhlak para Nabi. Seseorang yang sedang berpuasa diharuskan berpegangan pada akhlak luhur danpekerti mulia semampu mungkin untuk itu, ia dituntut agar memelihara dirinya dari semua perbuatan hina dan rendah.
Wahai hamba Allah, ketahuilah baha sesungguhnya puasa itu bukan sekadar menahan diri dari makan danminum. Tetapi, puasa merupakan salah satu syi'ar syari'at Islam yang dalam pengamalannya menunjukkan ketaatan seorang hamba kepada perintah-perintah-Nya dan merupakanpertanda kebaikan tingkah laku seorang hamba serta tanggung jawabnya dalam memelihara perintah-perintah syari'at yang mulia. Allah SWT telah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
(Q. S. Al-Baqarah: 183).
Saudara-saudaraku....
Dari pemaparan singkat di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan mulia yang didalamnya terdapat penuh berkah, oleh karena itu sangatlah beruntung bagi orang-orang yang mengimaninya dan berlomba-lomba memperpbanyak ibadah dan kebaikan-kebaikan lainya.
Allah SWT telah mewajibkan kebada orang-orang yang beriman (yang telah memenuhi syarat) untuk berpuasa di bulan suci itu, maka marilah kita bersama menyambut datangnya bulan penuh berkah ini, semoga amalan-amalan kebaikan dan ibadah kita diterima oleh Allah SWT serta diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, amin!
Semoga ada manfaatnya bagi kita semua.
Wassalamu alaikum wr. Wb. (S.Rusmin)